Manusia merupakan makhluk yang mempunyai daya pikir logis (mempunyai Akal), dengan kemampuannya itu manusia dapat membedakan antara yang benar dan salah. Akal juga lah yang nantinya akan membentuk budi dan mendasari manusia dalam bertindak dan mengambil sudut pandang dalam memahami suatu permasalahan. Seperti kata Aristoteles
" Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Dengan akal budi itulah ia dapat berfikir dan mengambil tindakan"
Berdasarkan apa yang dikatakan Aristoteles, manusia memiliki hak penuh di dalam pengendalian dirinya untuk merubah atau tidak merubah dirinya.
Daya analitis terhadap suatu permasalahan memang merupakan acuan utama dalam menentukan tindakan atas suatu permasalahan. Namun, terkadang daya analitis tersebut tertutup oleh hagemoni persepsi awal manusia dalam memahami suatu permasalahan. Sehingga terkadang manusia memandang suatu permasalahan secara utuh. Sebagai contoh, manusia selalu memandang bahwa coklat itu manis dan nikmat, kesimpulan itu diambil dengan mengesampingkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh cokelat tersebut.
Daya analitis terhadap suatu permasalahan memang merupakan acuan utama dalam menentukan tindakan atas suatu permasalahan. Namun, terkadang daya analitis tersebut tertutup oleh hagemoni persepsi awal manusia dalam memahami suatu permasalahan. Sehingga terkadang manusia memandang suatu permasalahan secara utuh. Sebagai contoh, manusia selalu memandang bahwa coklat itu manis dan nikmat, kesimpulan itu diambil dengan mengesampingkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh cokelat tersebut.
Di
dalam analisis diri, sebelum mengambil keputusan manusia harus mempertimbangkan
segala sesuatunya secara baik hingga mendetail. Hal ini bertujuan agar hasil
pertimbangan manusia dapat menghasilkan keputusan yang baik pula. Beberapa
diantaranya yang menjadikan bahan pertimbangan sekaligus langkah-langkah
manusia untuk mencapai tujuan adalah:
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threats)
Setelah manusia memahami kekuatan dan kelemahan dirinya manusia dituntut untuk menganalisa peluang serta ancaman yang akan dihadapi dalam pencapaian tujuan. Dan tujuan itu sendiri merupakan hak manusia seutuhnya untuk memilih, sebagai pemimpin, atau sebagai pengikut. Ingin mengatur atau diatur. Ingin menjadi penguasa atau dikuasai, tentunya semua ditentukan oleh kemampuan manusia itu sendiri.
Kekuatan
(Strength)
Selain potensi, kekuatan di sini juga
dapat diartikan sebagai posisi, tingkat kepercayaan orang lain terhadap diri
kita, kemampuan kita dalam membuat orang lain sepaham dengan pemikiran kita,
massa yang kita punya. Atau apapun yang dapat menunjang kita sebagai manusia
dalam mencapai tujuan.
Kelemahan
(Weaknesses)
Kelemahan adalah sesuatu yang tidak kita
miliki, namun hal ini dapat diantisipasi dengan kelebihan yang dimiliki, atau
dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain yang sebelumnya sudah dibuat sepaham
dengan pemikiran kita.
Peluang (Opportunities)
Setelah kita memahami kelebihan serta
mengantisipasi kelemahan yang diprediksi akan menjadi kebutuhan untuk mencapai
tujuan, langkah selanjutnya adalah dengan menciptakan, dan atau memaksimalkan peluang
yang ada.
Ancaman (Threats)
Ancaman tidak hanya dari orang atau
kelompok lain yang mempunyai tujuan yang berbeda dengan kita, bahkan terkadang
orang atau kelompok lain yang mempunyai tujuan yang sama dapat menjadi ancaman.
Selain itu ancaman juga dapat dilihat atau diprediksi dari kondisi yang terjadi
disekitar.
Setelah manusia memahami kekuatan dan kelemahan dirinya manusia dituntut untuk menganalisa peluang serta ancaman yang akan dihadapi dalam pencapaian tujuan. Dan tujuan itu sendiri merupakan hak manusia seutuhnya untuk memilih, sebagai pemimpin, atau sebagai pengikut. Ingin mengatur atau diatur. Ingin menjadi penguasa atau dikuasai, tentunya semua ditentukan oleh kemampuan manusia itu sendiri.
Mantab gan
BalasHapus